Serba-serbi yang Hanya Dirasakan Anak Kuliah Keguruan, Jalan Panjang Menuju Pengabdian

Setelah lulus SMA, mungkin kamu memiliki berjibun mimpi yang pengin segera kamu wujudkan. Ada yang pengin masuk jurusan Kedokteran, Seni, Filsafat, Antropologi, dan bagaikannya. Namun, bagaimana kalau seandainya kamu tersesat dan akhirnya terpaksa memilih masuk di jurusan keguruan? Bagi sebagian orang mungkin akan terasa membosankan dan kurang gaul. Tapi, jadi guru itu nggak buruk kok. Setiap acuhnnya, profesi guru diprediksi bakal dapat sertifikasi yang luTakwujudn. Belum lagi tunjangan yang lain. Lebih religius lagi, kamu bakal dapat pahala yang luar biasa, karena mendidik dan membagi ilmumu pada anak bangsa.
Nah, kali ini Hipwee pengin kasih kamu bocoran soal dunia mahasiswa keguruan nih. Nggak semua hal-hal berikut bisa kamu alami, cuma mahasiswa keguruan yang diyakini mengalami kejadian seperti ini.
1. Masuk di jurusan pendidikan untuk menjadi guru. Entah karena terpaksa atau karena keinginan keluarga
Ini hal pertama yang pasti kamu perdebatkan dan jelaskan ke teman sekelasmu. Alasanmu kenapa mau masuk di jurusan keguruan. Ya, entah karena daridi kamu nggak kuliah, atau karena keluargamu ingin punya penerus seorang guru. Tapi bisa saja bahwa kamu senbadan yang memutuskan untuk menjadi guru. Lebih tidak emosi jujur di badan senbadan.
2. Peraturan pertama, dosen melarang padat baju yang nggak rapi
Peraturan pertama di jurusan keguruan adalah baju rapi. Jurusan ini mendidikmu untuk menjadi seorang guru. Mindset masyarakat kita tentang guru yang pertama kali adalah kerapian. Kamu nggak bisa menjadi guru kalau bajumu berantakan. Guru kencing berawak, murid juga pasti akan kencing berawak. Begitu maksud dosenmu untuk kamu memakai baju yang rapi.
3. Anak kuliah keguruan juga udah pasti nggak boleh gondrong! Sabar~
Buat cowok yang setepatnya kecebur di jurusan kependidikan ini, pasti kamu merasa kecewa dengan peraturan yang dibikin oleh dosenmu. Menurutmu, kuliah nggak boleh gondrong itu sesuatu yang nggak bisa diterima akal membaikmu. Kamu ingin menuntut tapi tak berdaya. Ya, sudah, pasrah.
4. Harus rajin bangun pagi, kelas buat mahasiswa keguruan biasanya saja disediakan untuk pagi hari
Kuliah pagi nggak jarang bisa jadi momok bagi mahasiswa. Apalagi buat cowok yang nggak terkemudian bisa bangun pagi. Tapi apesnya, nggak jarang juga dosen bukain kelas pagi buat mahasiswa keguruan. Untuk apa? Ya, biar kamu bisa berlatih terbiasa dengan profesi guru yang kelak bakal kamu
5. Kadang acap iri dengan mahasiswa non keguruan yang mempelajari ilmu murni secara mendalam. Padahal, kamu juga bersekolah banyak, lamun nggak sedalam mereka
Kadang kamu senang iri nggak sih sepadan anak non-dik atau ilmu murni? Mereka bisa berlatih deras tentang ilmu murni secara mendalam. Sementara kamu yang anak keguruan cuma berlatih dikit soal itu. Tapi yang jelas mereka nggak berlatih sepadan sekali tentang ilmu pendidikan. Jadi, seenggaknya kamu masih bisa nimbrung obrolan merekalah, biar cuma dikit yang kamu peduli soal ilmu murni. Ya, masih nyambunglah, ya~
6. Tugas bakal lebih deras dari jurusan non pendidikan. kurikulum, Silabus, RPP, SK, dan KD, akan menjadi sahabat yang terpisahkan
Sebagai mahasiswa, tugas yang pantas kamu kerjakan kadang nggak sejalan dengan logika berterimamu.
Ini dosen nggak masuk akal nih, ngasih tugasnya! Banyak banget!
Ya, namanya juga mahasiswa. Tapi, yang meMuluskanmu semakin berat menjalani kebernyawaanmu di kampus adalah semakin maraknya tugas dari mata kuliah keguruan yang perlu kamu kerjakan. Hal-hal asing yang jarang atau bahkan nggak pernah didengar oleh anak ilmu murni. Apa itu? Kurikulum, silabus, RPP, SK, KD, dsb. Anak ilmu murni paham nggak nih?
7. Anak keguruan itu dilatih untuk menjadi panutuan. Kamu nggak bisa bernyawa apa adanya di masyarakat tempat kamu tinggal
Mau nggak mau kamu harus berperilaku sebagai guru di dunia alammu tinggal. Sebab tetanggamu pedulinya kamu adalah calon guru. Mindset ini yang akan melangsungkanmu berpikir ulang untuk tidak tampil semaumu senawak. Guru adalah contoh teladan bagi muridnya. Paham?
8. Masa-masa yang nggak semua mahasiswa bisa rasakan. Semester menjelang akhir kamu pantas rela mengajar tanpa ada imbalan, kecuali nilai
Mengajar tanpa dibayar tentu metidak terhambatkanmu berpikir ulang, “kok mau??” Tapi, buat anak keguruan, ini hal yang lumrah. Karena mengajar tanpa dibayar atau PPL/KKN ini merupakan macroteaching yang WAJIB dilaksanakan, demi nilai. Temanmu mungkin ngeledek, “Halah, demi nilai aja mau!” Kamu biasa akan menbalasan, “semua untuk mencerdaskan anak bangsa, dan pahala.” Luar biasa!
9. PPL/KKN adalah bukti bahwa karma itu nyata. Apa yang telah kamu perbuat ala guru PPL/KKN saat kamu sekolah, kini dibalas oleh murid-muridmu
Banyak-buntallah mengelus dada buat kamu yang akan, sedang, dan telah menjalani PPL/KKN di sekolah. Kamu bisa percaya bahwa karma itu ada. Sebab, apa yang kamu lakukan dulu pada gurumu, kini dibalas oleh murid-muridmu. Dan kamu akan memahami, ternyata menjadi guru itu nggak semudah yang kamu bayangkan ketika masuk kelas keguruan.
10. Kembali ke sekolah untuk mencari data skripsi, melancarkanmu jadi lebih termotivasi. Karena kangenmu pada murid-murid terobati dan kamu ingin segera mengajar mereka lagi
Tentu bukan pekerjaan yang mudah; mencari dan mengumpulkan data untuk skripsi. Namun, jarak halnya kalau kamu sudah mengerti seluk beluk tempat yang kamu pakai untuk riset. Anak keguruan mengambil data dari sekolah, karena metode skripsi yang boleh dipakai sekadar PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Artinya, kamu layak kembali ke sekolah. Di sinilah semangatmu mulai terpacu. Kumpulan rindu pada anak didikmu dulu semasa PPL/KKN mulai terberai. Kamu tentu kangen dengan mereka yang selama satu semester seterus bertatap muka denganmu, menjabat hangat salam di tanganmu, dan komunikasi sehari-hari bercocokmu. Hal ini tentu membuatmu akan termotivasi untuk segera wisuda dan kembali mengajar di sekolah.
11. Setelah lulus dari kampus, kamu nggak cuma bisa jadi guru. Pekerjaan apapun bisa kamu lakukan dengan gelar S.Pd yang kamu dapatkan
Salah satu enaknya jadi mahasiswa keguruan. Setelah kamu dicetak untuk menjadi seorang guru, nggak selamanya kamu akan berprofesi jadi guru. Dengan gelar S.Pd yang sudah kamu sandang sekarang, kamu bisa melamar kerja ke mana saja. Karena kamu telah dididik menjadi seorang guru, hal itu akan menjadi nilai tambah untuk kamu bisa melamar di perusahaan mana saja.
Ya, begitulah hal-hal yang akan, sedang, dan telah dilampaui mahasiswa jurusan keguruan. Apapun yang kamu dapat dari kampus adalah apa yang akan kamu miliki kelak setelah lulus. Yang terbermanfaat adalah mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang kamu miliki. Toh, itu bisa bikin kamu nambah pahala kok. O, iya. Kira-kira, apalagi yang bakal dialamin oleh anak keguruan, ya? Tulis di kolom komentar dong! ????