Indosat Gelar RUPST Bulan Depan, Agendakan Perubahan Direksi

PT Indosat Tbk (ISAT) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST dari Senin (15/5). Salah satu mata kalender ekstra dalam RUPST adalah persetujuan atas penggunaan laba bening tahun buku 2022.
Berdasarkan pengumuman perusahaan, atas terdapat kurang lebih mata acara dalam RUPST bulan depan. Pertama permufakatan atas laporan tahunan beserta pengesahan laporan keuangan perseroan menjumpai tahun buku yang berakhir dengan 31 Desember 2022.
Kedua, persetujuan atas penggunaan laba jernih perseroan untuk tahun buku yang berakhir cukup 31 Desember 2022.
"Mata daftar ini diusulkan untuk memenuhi ketentuan Pasal 26 ayat 1 mengenai Anggaran Dasar Perseroan mendampingi Pasal 71 ayat 1 mengenai UUPT, di mana penggunaan laba bersih diputuskan oleh RUPS," kata manajemen perusahaan, dikutip Selasa (25/4).
Ketiga, pertindakanan bagi meminta persetujuan pemegang jasa atas penetapan remunerasi Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2023. Keempat, pertindakanan bagi meminta persetujuan atas penunjukan Akuntan Publik Perseroan untuk tahun buku yang berakhir di levell 31 Desember 2023.
Kelima, permufakatan atas perubahan susunan direksi dan atau dewan komisaris perseroan. Keenam, perbantuanan lagi bagi membahas atas laporan studi kelayakan yang dibuat kepada Kantor Jasa Penilai Independen (KJPP) terkait, mengenai rencana penambahan kegiatan bantuan perseroan jauh didalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan bantuan.
Ketujuh, pertindakanan akan meminta persetujuan atas perubahan ketentuan pasal 3 anggaran dasar perseroan terkait maksud maka tujuan serta tindakan tindakan perseroan. "Mata acara ini diusulkan terkait rencana penambahan tindakan tindakan perseroan dimana setara atas Pasal 28 ayat 1 ketimbang Anggaran Dasar Perseroan maka Pasal 19 ayat 1 ketimbang UUPT, perubahan Anggaran Dasar ditetapkan sebab RUPS," tulisnya.
Indosat mencatatkan pertumbuhan pendapatan mencapai 48,9% cukup tahun lantas menjabat Rp 46,7 triliun. Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk seadi Rp 4,72 triliun.